kisah nyiur di sudut cepaka
Well sebelum nulis puisiku aku mau ngasih sekelumit info, puisi ini requestan temenku anak bantara buat acara kemah akhir tahun kemarin, yah walaupun aku bukan panitia KAT tapi karena yang minta sahabatku sendiri dan karena aku suka bikin puisi ya udah deh aku bikinin, semoga puisinya masih pantas buat dibaca, so enjoy this poem
~~
Di sudut Cepaka aku mengintip
Tunas-tunas kelapa di kerindangan taman
Yang teronggok dan tergeletak
Ia tampak lemah tanpa daya
Di sudut lain aku mengaca
Pada sungai-sungai yang berderak
Tampak siluet nyiur yang melambai
Daunnya mengering bahkan beberapa terkelupas dari pohonnya
Buahnya berguguran satu persatu
Ia sekarat
Panik
Ribuan pertanyaan berbumbu kekhawatiran melintas
Siapa gerangan yang akan menggantikan nyiur-nyiur itu?
Akankah tunas-tunas itu?
Akankah ia yang tak berdaya
Namun seringkali bangga dengan dirinya sendiri?
Ia yang tak tahu akan kebunnya sendiri tapi seolah tahu tentang dunia
Pesimis dan takut menjadi satu
Ketakutan yang menggonggong bak serigala malam
Mencengkeram nurani
Menyobek-nyobek pikiran
Akan bagaimanakah nasib nyiur di sudut Cepaka?
Akankah ia tumbang, musnah tak berbekas?
Yang tertinggal hanya dongeng si nyiur malang
Wahai angin dengarlah ratapan nyiur
Sampaikanlah pesan untuk tunas-tunas kelapa
Untuk selalu menundukkan daunnya
Walau ia tlah tegak berdiri
Selalu ingat akan nyiurnya yang tlah tumbang lebih dulu
Untuk menjadi tempat berteduh yang lebih nyaman
Menghasilkan buah yang lebih segar
Dan untuk menjadi satu dalam keberagaman
~~
Di sudut Cepaka aku mengintip
Tunas-tunas kelapa di kerindangan taman
Yang teronggok dan tergeletak
Ia tampak lemah tanpa daya
Di sudut lain aku mengaca
Pada sungai-sungai yang berderak
Tampak siluet nyiur yang melambai
Daunnya mengering bahkan beberapa terkelupas dari pohonnya
Buahnya berguguran satu persatu
Ia sekarat
Panik
Ribuan pertanyaan berbumbu kekhawatiran melintas
Siapa gerangan yang akan menggantikan nyiur-nyiur itu?
Akankah tunas-tunas itu?
Akankah ia yang tak berdaya
Namun seringkali bangga dengan dirinya sendiri?
Ia yang tak tahu akan kebunnya sendiri tapi seolah tahu tentang dunia
Pesimis dan takut menjadi satu
Ketakutan yang menggonggong bak serigala malam
Mencengkeram nurani
Menyobek-nyobek pikiran
Akan bagaimanakah nasib nyiur di sudut Cepaka?
Akankah ia tumbang, musnah tak berbekas?
Yang tertinggal hanya dongeng si nyiur malang
Wahai angin dengarlah ratapan nyiur
Sampaikanlah pesan untuk tunas-tunas kelapa
Untuk selalu menundukkan daunnya
Walau ia tlah tegak berdiri
Selalu ingat akan nyiurnya yang tlah tumbang lebih dulu
Untuk menjadi tempat berteduh yang lebih nyaman
Menghasilkan buah yang lebih segar
Dan untuk menjadi satu dalam keberagaman
Komentar
Posting Komentar