Shin No Tomodachi

         Dunia remaja memanglah dunia yang indah. Banyak warna-warni yang menghias setiap langkah kita. Warna-warni itu dibawa dan disebar ke kanvas kehidupan oleh orang yang kita sayang dan menyayangi kita. Salah satunya adalah sahabat. Sahabat, kata yang familier untuk kita. Mudah dimengerti tapi sulit diaplikasikan dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Sahabat adalah seseorang yang ada dalam suka atau duka. Seseorang untuk tempat berbagi segala hal. Bisa menjadi malaikat pelindung ataupun menjadi kotak untuk menampung lantunan simfoni keseharian kita. Itulah definisi sahabat. Mudah untuk dipahami bukan? Tapi sudah bisakah kita mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari? Sudahkah kita menjadi sahabat yang baik untuk sahabat kita?

        Tak jarang tanpa sadar kita melukai hati sahabat kita. Kerap juga masalah sepele menjadi tombak penghancur dinding persahabatan yang mungkin sudah terbentuk sejak lama. Perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan seorang sahabat seperti diam-diam dekat dengan orang yang sahabat kita sukai, tanpa sadar juga kita lakukan. Sayang, sungguh sayang jika hal tersebut terjadi dan menjadi karang penghancur hubungan persahabatan yang sudah terjalin lama. Tentunya jika dilogika, seorang sahabat lebih berharga daripada laki-laki atau perempuan yang setiap saat dapat meninggalkan kita sesuka hati. Sahabat atau dalam bahasa Jepang "Shin No Tomodachi", sudah semestinya kita jaga agar tidak pergi. Ia harta terindah dalam dunia remaja yang sarat akan problema. Sebab, dia yang menghadirkan tawa dalam kesuraman hari. Dia yang menghapus air mata kita saat luka menancap dalam relung kalbu. Dia yang siap siaga menolong kita saat bahaya mengintai. Bahkan saat orang yang kita cintai mengkhianati kita, dia tetap berada di sisi kita. Menguatkan kita yang sudah hancur berkeping-keping. 

        Lantas, patutkah kita jika kita membalasnya dengan duri-duri yang ditancapkan ke hatinya? Pantaskah kita meninggalkannya saat menemukan belahan jiwa yang lain? Tidak, tidak seharusnya kita seperti itu. Tetap berada di sisinya apapun yang terjadi dan selalu menyayanginya, itulah yang seharusnya dilakukan oleh seorang sahabat sejati. Sahabat sejati yang menjadi dengar saat sahabatnya ingin bercerita, menjadi bahagia saat dia sedih, dan menjadi setia saat ia merasa sendiri. Itulah seharusnya yang dilakukan sahabat sejati karena memang untuk itulah sahabat dikirim oleh-Nya dalam kehidupan kita sebagai seorang manusia.  

Tulisan ini telah dipublikasikan dalam majalah G-Magz (Gladiool Magazine) edisi 1 tahun 2015, diterbitkan oleh Redaksi Berita SMA N 1 Magelang 

Komentar

Postingan Populer